Marsigit Philosophy 2019 - Sarah Desiana Pahu : Tugas Filsafat

TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU 
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit M.A.


IDENTIFIKASI DAN PENJELASAN FILSAFAT PERSOALAN-PERSOALAN MATEMATIKA DI SEKOLAH



Berikut identifikasi dan penjelasan filsafat persoalan-persoalan matematika yang ada di sekolah:


     Saat ini matematika sudah banyak dipelajari dan diajarkan kepada orang-orang yang diterapkan dalam bentuk pendidikan di sekolah-sekolah. Dalam matematika ada yang namanya operasi matematika dan tentunya sudah diajarkan saat duduk dibangku sekolah. Ada perkalian, penjumlahan, pengurangan, dan pembagian bila didasarkan oleh suatu persamaan bilangan urutan tertinggi dalam operasional. Salah satu bentuk operasi matematika yang akan dibahas adalah Pengurangan

     Pengurangan dapat dimaknai mulai dari fisik, formal, normatif, epistemologis, aksiologis hingga spiritualitas. Dari segi bahasa, pengurangan mirip dengan kata kurang dan memiliki simbol operasi “” atau disebut minus. Lawannya adalah tambah. Pengurangan dapat dimaknai juga sebagai penyederhanaan sesuatu yang kompleks dapat disebut sebagai reduksionisme.

     Reduksionisme dapat diartikan sebagai suatu pendekatan untuk memahami sifat dasar hal-hal kompleks dengan menyederhanakannya ke dalam interaksi dari bagian-bagiannya, atau membuat suatu hal menjadi lebih sederhana atau lebih mendasar.

     Secara ontologis, kurang atau pengurangan memiliki konsep yang mengarah pada ruang dan waktu dan genus dari ruang dan waktu adalah yang ada dan yang mungkin ada. Secara epistemologis pengurangan dapat diciptakan dan berkembang karena adanya proses cara berpikir yang terbuka dan menjunjung tinggi kebenaran. Ada dua aliran pokok yang terdapat dalam epistemologis yaitu rasionalisme dan empirisme, sehingga hal seperti inilah yang membantu objek-objek matematika terlahir dan berkembang seperti salah satunya yaitu pengurangan. Suatu genus dapat dibayangkan sebagai potensi yang dikatakan memiliki dua potensi yaitu potensi ketentuan dan potensi perubahan. Sehingga bila dipahami secara aksiologis pengurangan memiliki dua potensi yaitu potensi ketentuan pengurangan dan potensi perubahan jumlah akibat pengurangan. Potensi perubahan jumlah merupakan milik Tuhan semata.


     Misalkan 10 dikurang 5 maka hasilnya adalah 5, 10 dikurang 2 hasilnya 8, 10 dikurang 7 hasilnya 3. Seperti halnya kehidupan manusia, apa yang dikurangkan dalam hidupnya mempengaruhi perubahan hasil akhir kehidupannya. Namun hal ini akan memiliki makna yang berbeda jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda pula. Semuanya kembali lagi terhadap pribadi masing-masing seseorang.

     Dalam esensi fakta di kehidupan manusia, seringkali yang dilakukan adalah mengalikan bahkan menambah namun terkadang sulit untuk membagi bahkan mengurangi. Padahal bila dimaknakan membagi bila dipandang dari sudut bersedekah justru akan menambah pahala. Sedangkan mengurangi bila dipandang dari sudut mengurangi kesalahan yang dilakukan justru akan menambah nilai positif seseorang.

     Contoh kasus fenomena matematika yang terjadi disekolah yaitu pada prinsip pengurangan yang memiliki keterkaitan dengan keikhlasan manusia. Jika dikurangi nilai matematika kita apakah kita ikhlas? Tentu jika hal ini terjadi pasti kita protes kepada guru dan tidak terima. Lalu jika dikurangi pekerjaan rumah kita apakah kita ikhlas? Pasti banyak yang setuju dengan hal ini. Melihat fenomena-fenomena tersebut membuat kita berkaca bahwa keikhlasan tidak semudah membalik telapak tangan untuk dilakukan. Kecenderungan lupa rasa bersyukur manusia juga mempengaruhi bagaimana manusia bisa menanggapi suatu hal dengan ikhlas maupun tidak ikhlas.

     Adapun konsep kurang atau pengurangan atau dikurangi juga tergantung pada intuisi masing-masing manusia. Intuisi manusia memiliki berbagai macam variasi: dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, dari kanan ke kiri, dari kiri kekanan, dari yang lampau ke mendatang, dan sebagainya. Semua keadaan ini terjadi karena intuisi dua satu. Dengan memiliki intuisi dua satu maka manusia akan mampu membaca. Membaca merupakan salah satu konsep menjumlah atau menambah. Dengan demikian, maka dengan membaca dapat pula mengurangi ketidaktahuan. Hal yang seperti ini diharapkan dapat membantu memahami makna dari kurang atau mengurang. Secara ontologis kurang atau mengurang juga terkonteks dalam ruang dan waktu.

Komentar

  1. Tulisan yang bagus betitu bermakna, keren ... lanjutkan ... 👍

    BalasHapus
  2. analoginya diparagraf paling bawah dalam aplikasi kehidupan mantul

    BalasHapus
  3. Sukses untuk Sarah, terimakasih atas ilmu yang dibagikan.

    BalasHapus

Posting Komentar